Wednesday 26 February 2014

Sajak : Cinta Buatmu Kekasih Merindu

Rasulullah,
Tatkala jari jemari menari ligat,
fikiran sedang rindu teringat,
akal mentafsir cintamu kepada ummat.

Aduhai bejana cinta yang memikat,
Ku benarkan dengan sabar dan taat,
Sebuah kasih  ku pegang rapat,
Segunung cinta ku dakap erat.

Duhai Rasul,
Ada pihak merosakkan cinta,
Sebuah apresiasi buatmu katanya sesat belaka,
Katanya bid`ah dan masuk neraka,
Lalu dijawab, apakah syurga neraka di tangan mereka?
Ataupun milik Sang Pencipta ?
Apakah daku salah memiliki cinta?
Atau sebenarnya hati mereka yang binasa.

Duhai Cinta,
Indah sungguh sang pawana,
Hela menghembus segenap warna,
Indah lagi akhlak mu Baginda,
Menyirami dunia dengan cahaya.

Cinta platonik yang bergema,
Ibarat mentari menerangi semua,
Nabi Muhammad Kekasih Kita
Seluruh dunia turut bergembira,
Dengan kehadiranmu Sang pencinta.

Begitupun malu menyatakan cinta,
tatkala diri teringat dosa,
namun akan ku gagahi jua,
kerana yakin janjimu seadanya,
orang yang mencintai akan bersama,
biarpun tidak didunia,
tetapi pasti di akhirat sana.

Sedang jiwa terus rindu melena,
menahan kerinduan gerimis senja,
menanti saat tibanya masa,
bilakah kita akan bersua.
Mimpi berjumpa Rasulullah adalah nikmat terbesar

Rasulullah,
Begitu ku mencintaimu,
ku rela korbankan ayah ibu,
sanggupku bayar harta beribu,
ku relakan seluruh hidupku,
Demi mu kekasih merindu.

Biarpun wajah indah mu tak pernah ku temu,
biarpun akhlakmu tak pernah ku tamu,
tetapi cukuplah hadithmu buatku,
lantas membuat jiwa ini mencintaimu.

Rasulullah,
Sedang daku lafazkan bicara rindu,
mulut membisu lidah terkelu,
tangan dan kaki semuanya kaku,
sejenak kerana dosa menggunung malu,
banyaknya maksiat ibarat pepasir salju,
tak terkira nian beribu,
jika dilihat berjuta batu,
jika dihitung tidak termampu.

Namun begitu duhai kekasih hati,
ku panjatkan doa kepada Rabbul Izzati,
agar dihapuskan dosa sekalian ini,
ku pohon syafaat buat diri.

Sebuah cinta yang indah,
Mampu menenangkan hati gundah,
Melenakan semua gelisah,
Menghancurkan setiap resah,
Akhirnya antara kita tiada pemisah.

Duhai angin hembuslah dingin mendamai,
bawalah bersama cinta kepada Rasulullah,
Duhai air teruskan mengalir menyirami,
tumpangkah kasihku kepada Habibullah,
Duhai mentari teruskan memancar sinar
dan sampaikan rinduku cintaku kepada Khalilullah...


#

Setajam pena

No comments:

Post a Comment